Meski begitu, juga masih ada anak yang hidup di pedesaan yang
sering memainkan permainan tradisional. Walaupun permainannya jauh berbeda
dengan permainan zaman sekarang, tidak membuat anak-anak di pedesaan melupakan
permainan tradisional. Selain permainan yang mudah dimainkan, permainan
tersebut juga lebih baik dari permainan modern karena permainan tersebut lebih
banyak manfaatnya.
Ada yang masih inget nggak sama permainan tradisional yang
eprnah kita mainin waktu kecil dulu?? Pasti udah pada lupa ya??
Untuk mengingatkan
kalian semua, akan permainan tradisional yang dulu pernah kita mainkan, di blog
ini saya menyediokan beberapa contoh dari permainan tradisional. Silahkan
membaca ^-^
Permainan tradisional
1) Petak
Umpet
Petak umpet
adalah sejenis permainan yang bisa dimainkan oleh minimal 2 orang, namun jika
semakin banyak akan semakin seru.
Cara Bermain:
Dimulai
dengan Hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi "kucing"
(berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi). Si kucing ini
nantinya akan memejamkan mata atau berbalik sambil berhitung sampai 10,
biasanya dia menghadap tembok, pohon atau apasaja supaya dia tidak melihat
teman-temannya bergerak untuk bersembunyi (tempat jaga ini memiliki sebutan
yang berbeda di setiap daerah, contohnya di beberapa daerah di Jakarta ada yang
menyebutnya INGLO, di daerah lain menyebutnya BON dan ada juga yang menamai
tempat ituHONG).
Setelah
hitungan sepuluh (atau hitungan yang telah disepakati bersama, misalnya jika
wilayahnya terbuka, hitungan biasanya ditambah menjadi 15 atau 20) dan setelah
teman-temannya bersembunyi, mulailah si "kucing" beraksi mencari
teman-temannya tersebut.
Jika si
"kucing" menemukan temannya, ia akan menyebut nama temannya sambil
menyentuh INGLO atau BON atau HONG, apabila hanya meneriakkan namanya saja,
maka si "kucing" dianggap kalah dan mengulang permainan dari awal.
Apabila Yang
seru adalah, pada saat si "kucing" bergerilya menemukan
teman-temannya yang bersembunyi, salah satu anak (yang statusnya masih sebagai
"target operasi" atau belum ditemukan) dapat mengendap-endap menuju
INGLO, BON atau HONG, jika berhasil menyentuhnya, maka semua teman-teman yang
sebelumnya telah ditemukan oleh si "kucing" dibebaskan, alias sandera
si "kucing" dianggap tidak pernah ditemukan, sehingga si
"kucing" harus kembali menghitung dan mengulang permainan dari awal.
Permainan
selesai setelah semua teman ditemukan. Dan yang pertama ditemukanlah yang
menjadi kucing berikutnya.
1) Egrang
Egrang atau
jangkungan adalah galah atau tongkat yang digunakan seseorang agar bisa berdiri
dalam jarak tertentu di atas tanah. Egrang berjalan adalah egrang yang
diperlengkapi dengan tangga sebagai tempat berdiri, atau tali pengikat untuk
diikatkan ke kaki, untuk tujuan berjalan selama naik di atas ketinggian normal.
Di dataran banjir maupun pantaiatau tanah labil, bangunan sering dibuat di atas
jangkungan untuk melindungi agar tidak rusak oleh air, gelombang, atau tanah
yang bergeser. Jangkungan telah dibuat selama ratusan tahun.
Egrang di Indonesia biasa dimainkan ataupun dilombakan saat peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus. Egrang dengan versi lain juga dimainkan pada saat upacara sunatan.
Egrang di Indonesia biasa dimainkan ataupun dilombakan saat peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus. Egrang dengan versi lain juga dimainkan pada saat upacara sunatan.
1) Lompat
Tali
Permainan ini
sudah tidak asing lagi tentunya, karena permainan lompat tali ini bisa di
temukan hampir di seluh indonesia meskipun dengn nama yang berbeda-beda.
permainan lompat tali ini biasanya identik dengan kaum perempuan. tetapi juga
tidak sedikit anak laki-laki yang ikut bermain.
Cara Bermain:
Permainan
lompat tali tergolong sederhana karena hanya melompati anyaman karet dengan
ketinggian tertentu. Jika pemain dapat melompati tali-karet tersebut, maka ia
akan tetap menjadi pelompat hingga merasa lelah dan berhenti bermain. Namun,
apabila gagal sewaktu melompat, pemain tersebut harus menggantikan posisi
pemegang tali hingga ada pemain lain yang juga gagal dan menggantikan
posisinya.
Ada beberapa
ukuran ketinggian tali karet yang harus dilompati, yaitu:
(1) tali
berada pada batas lutut pemegang tali;
(2) tali
berada sebatas (di) pinggang (sewaktu melompat pemain tidak boleh mengenai tali
karet sebab jika mengenainya, maka ia akan menggantikan posisi pemegang tali;
(3) posisi
tali berada di dada pemegang tali (pada posisi yang dianggap cukup tinggi ini
pemain boleh mengenai tali sewaktu melompat, asalkan lompatannya berada di atas
tali dan tidak terjerat);
(4) posisi
tali sebatas telinga;
(5) posisi
tali sebatas kepala;
(6) posisi
tali satu jengkal dari kepala;
(7) posisi
tali dua jengkal dari kepala; dan
(8) posisi
tali seacungan atau hasta pemegang tali.
1) Engklek
Permainan
engklek merupakan permainan tradisional lompat–lompatan pada bidang–bidang
datar yang digambar diatas tanah, dengan membuat gambar kotak-kotak kemudian
melompat dengan satu kaki dari kotak satu kekotak berikutnya.
Permainan
engklek biasa dimainkan oleh 2 sampai 5 anak perempuan dan dilakukan di
halaman. Namun, sebelum kita memulai permainan ini kita harus mengambar
kotak-kotak di pelataran semen, aspal atau tanah, menggambar 5 segi empat
dempet vertikal kemudian di sebelah kanan dan kiri diberi lagi sebuah segi
empat.
Cara Bermain :
Semua pemain
melakukan hompimpa yang menang berhak melakukan permaian terlebih dahulu.
Pemain pertama melemparkan gaco (pecahan enternit di kotak nomor satu). Saat
melemparkannya tidak boleh melebihi kotak yang telah disediakan jika melebihi
maka dinyatakan gugur.
Pemain
Pertama melompat dengan satu kaki(engklek), dari kotak 1 sampai kotak 6
kemudian berhenti sejenak di kotak A kemudian kembali lagi dengan mengabil gaco
yang ada di kotak satu dengan posisi kaki satu masih diangkat.
Setelah itu
pemain melemparkan gaco tersebut sampai ke kotak 2 jika keluar dari kotak 2
maka pemain dinyatakan gugur dan diganti oleh pemain berikutnya.
Begitu
seterusnya sampai semua kotak sudah dilempar dengan gaco. Pergiliran dilakukan
jika pemain pelempar gaco melewati sasaran, atau menampak dua kaki dikotak
1,2,3,4,5,6 dan berhenti sejenak di kotak A kemudian lompat lagi di kotak 3 dan
berhenti di kotak 2 untuk mengambil gaco di kotak 1.
Jika gaco
berada dikotak 2 maka pemain mengambilnya di kotak 3, jika gaco berada di kotak
4, 5 dan 6 maka pemain mengambilnya di kotak A.
Kemudian jika
semua telah dilakukan oleh semua pemain maka pemain melemparkan gaco dengan
membelakangi engkleknya jika pas pada kotak yang dikehendaki maka kota itu akan
menjadi rumahnya maka boleh berhenti dikotak tersebut seperti pada kotak A tapi
hanya berlaku pada pemain yang menang pada permaian tersebut begitu seterusnya
sampi kotak-kotak mulai dari angka 1 sampai 6 menjadi milik para pemain. Jika
senua telah dimiliki oleh sang pemain maka permainan dinyatakan telah selesai.
Pemenang adalah pemain yang paling banyak memiliki rumah dari kotak-kotak pada engklek yang digambar.
Pemenang adalah pemain yang paling banyak memiliki rumah dari kotak-kotak pada engklek yang digambar.
Nah, setelah membaca ponjelasan diatas, kalian pasti sudah ingat akan permainan tradisional yang telah lama kita lupakan. Walaupun permainannya sangat sederhana, namun tidak menghabiskan uang jajan kan??
Di
jaman yang sudah semakin maju ini, kita sudah tidak menjumpai permainan
tradisional kan?? Agar permainan ini tidak hilang/punah maka kita harus selalu
menjaganya. Sebab, permainan ini juga merupakan khasanah dari kebudayaan kita
sebagai bangsa Indonesia. Cintailah kebudayaan bangsa ya?? Jangan sampai kalian
mencintai budaya bangsa lain yang bukan merupakan budaya kita sendiri.
Selain penjelasan diatas, dibawah ini
saya juga menyediakan video salah satu contoh dari permainan tradisional anak
Indonesia. Silahkan melihat?? Enjoy it. ;D
Sumber isi dan tambahan referensi dari
blog ini, kunjungi juga:
boleh aku copy nggk isinya?
BalasHapus